Karakteristik Penelitian Pendidikan/Pengajaran
Penelitian dalam bidang pendidikan/pengajaran banyak yang lebih diarahkan
pada aplikasi dari konsep dan teori, sehingga penelitian pendidikan
dikelompokkan sebagai penelitian terapan (applied
research). Disamping itu, penelitian dalam bidang pendidikan ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanan atau keberhasilan suatusistem, ketepatan
penggunaan suatu sistem, program, model, metode, media,instrumen, dan sebagainya.
Penelitian
dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu manapun terhadap praktik pendidikan.
Ada tujuh karakteristik penelitian pendidikan/pengajaran menurut McMillan dan Schumacher
(2001:11-13), yaitu:
1.
Objektivitas
(Objectivity)
Objektivitas dicapai melalui
keterbukaan, terhindar dari bias dan subjektivitas. dalam prosedurnya,
penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis data yang memungkinkan
dibuat interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Objektivitas juga
menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang digunakan dimana
dikontrol dari bias dan subjektivitas.
2.
Ketepatan
(Precision)
Secara teknis instrumen pengumpulan
datanya harus memiliki validitas dan reabilitas yang memadai, desain
penelitian, pengambilan sampel dan teknik analisisnya tepat. Dalam penelitian
kuantitatif, hasilnya dapat diulang dan diperluas, dalam penelitian kualitatif
memiliki sifat reflektif dan tingkat komparasinya yang konstan.
3.
Verifikasi
(Verification)
Dalam artian dapat ikonirmasikan,
direvisi dan diulang dengan cara berbea atau sama. Dalam penelitian kualitatif
memberikan interpretasi deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembangan
tetapi bukan pengulangan.
4.
Penjelasan Singkat (Parsimonious explanation)
Penelitian mencoba
memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya
menjadi penjelasan yang ringkas. Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah
mereduksi realita yang kompleks ke dalam penjelasan yang singkat. Dalam
penelitian kuantitatif penjelasan singkat tersebut berbentuk generalisasi,
tetapi dalam penelitian kualitatif berbentuk deskripsi tentang hal-hal yang
essensial atau pokok.
5.
Empiris
(Empiricism)
Secara umum empiris berarti
berdasarkan pengalaman praktis, yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan
berdasarkan pendapat atau kekuasaan. Sikap empiris menuntut penghilangan
pengalaman pribadi an sikap pribadi. Sikap empiris berarti membuat interpretasi
berdasarkan kenyataan dan nalar yang didasarkan atas kenyataa-kenyataan.
6.
Penalaran Logis (Logical reasoning)
Semua kegiatan
penelitian menuntut penalaran logis. Penalarana merupakan proses berpikir,
menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif dan induktif. Penalaran deduktif
aalah penarikan kesimpulan dari umum ke khusus. Dalam penalaran deduktif, bila
premisnya benar, maka kesimpulan otomatis benar. Logika deduktif dapat
mengidentifikasi hubungan-hubungan baru dalam pengetahuan (prinsip, kaidah)
yang ada. Sementara itu, dalam penalaran induktif, peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan hasil sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi,
peristiwa), kemudian peneliti membuat kesimpulan yang bersifat umum. Kesimpulan
dibatasi oleh jumlah dan karakteristik dari kasus yang diamati.
7.
Kesimpulan Kondisional (Conditional conclutions)
Tidak bersifat absoulut, semua yang dihasilkan adalah
pengetahuan probabilistik. Penelitian boleh dikatakan hanya mereduksi
ketentuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar